Area terbuka

Rumah Affandi

Sebagai bagian dari kompleks Museum Affandi, Affandi membangun rumah panggung sebagai tempat tinggalnya, masih berbentuk daun pisang dengan tiang utama terbuat dari beton dan sebagian dari kayu berukir. Rumahnya terbuat dari kayu dengan atap daun lontar.

Lantai atas dulunya merupakan kamar pribadi Affandi, sedangkan lantai bawah digunakan sebagai ruang tamu dan garasi.

Saat ini bekas rumah tersebut difungsikan sebagai Café Loteng bagi pengunjung yang ingin bersantai sambil menikmati kuliner.

Area Keluarga

Bangunan ini mengikuti bentuk dasar bangunan Affandi dengan konsep daun pisang yang dibelah dua di tengahnya. Pada awalnya Affandi merancang bangunan ini sama persis dengan bangunan lainnya, yaitu dengan membuat maket/miniatur terlebih dahulu dari tanah liat, dan dari situ para pekerja akan membuat bentuk sebenarnya dengan pengawasan langsung oleh Affandi sendiri. Sebagian bangunan ini dirancang sebagai 3 kamar tidur dan 1 kamar mandi. 3 kamar ini, dibangun untuk anak-anak Affandi dari istri keduanya ‘Rubiyem’ saat masih kecil. Ketika mereka sudah besar dan mempunyai rumah tangga sendiri, kamar-kamar ini menjadi semacam wisma bagi keluarga. Di akhir hayatnya, ketika Affandi sakit hingga meninggal dunia, ia menginap di salah satu kamar tersebut (yang di tengah). Maryati Begitu pula, meski sudah memiliki kamar pribadi di gerobak adat, setelah Affandi meninggal dunia, Maryati memilih tinggal di kamar tengah juga. Affandi dan Maryati, keduanya meninggal dunia di ruangan yang sama.

Gerobak Mushola

Sebuah gerobak tradisional (gerobag) telah dimodifikasi menjadi sebuah ruangan yang dilengkapi dapur dan toilet, dibangun oleh Affandi atas permintaan istrinya Maryati. Biasanya ia menggunakan gerobak tradisional untuk beristirahat di sore hari. Sepeninggal Maryati pada tahun 1991, gerobak ini difungsikan sebagai mushalla/mushalla bagi keluarga dan juga bagi para pengunjung.

Makam

Affandi meninggal dunia pada tanggal 23 Mei 1990. Untuk tempat peristirahatan terakhirnya, Affandi memilih tempat antara galeri pertama dan kedua, bersebelahan dengan istrinya, dikelilingi semua karya seninya.

Cafe Loteng

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry’s standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.